You need to enable javaScript to run this app.

KADIS P DAN K NTT, MENYAMBANGI SMAK PANCASILA BORONG

  • Sabtu, 21 Januari 2023
  • Administrator
  • 0 komentar
KADIS P DAN K NTT, MENYAMBANGI SMAK PANCASILA BORONG

Kepala Dinas P dan K Propinsi NTT, Linus Lusi, M.Pd, (Jumat 20/1/2023), melakukan kunjungan kerja ke SMA Swasta Katolik Pancasila Borong, Manggarai Timur.

Dalam kunjungan itu, rombongan diterima secara adat, kepok sundung dan tarian tiba meka di depan gerbang masuk. Selanjutnya, dihantar ke panggung utama dan diterima dengan tarian ja'i.

Kepala sekolah, RD. Luis Jawa, S.Fil, dalam sambutannya, dengan tangan dan hati terbuka menerima kedatangan rombongan Kadis bersama koordinator pengawas, Ketua MKKS dan para kepala sekolah SMA/SMK se-Manggarai Timur. Beliau mengucapkan selamat datang dan mempersilahkan Kadis beserta rombongan untuk melihat langsung dan bertemu dengan para guru, pegawai serta siswa di sekolah asuhannya.

Setelah sambutan Rm Luis, dilanjutkan dengan perkenalan bagi para kepala SMA dan SMK semanggarai Timur yang dipandu oleh Korwas, Lukas Sumba, S.Fil.

Mengawali sambutan, Kadis Linus Lusi menyapa para siswa SMA Swasta Katolik Pancasila, memberi aba-aba baris-berbaris (pbb), untuk mengungkapkan sebuah filosofi belajar: "Mundur itu pilihan, tapi maju itu kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan, jangan sampai anda kehilangan momentum."

Selanjutnya, kadis meminta siswa untuk menyebutkan 10 profil pelajar Pancasila serta memuji kreativitas guru dan siswa. Beliau sangat mengapresiasi acara seremonial penerimaan yang bernuansa budaya.

Dengan semangat, beliau memberikan motivasi kepada siswa dan guru; "tadi kita disambut dengan tarian daerah. Kita semua menari, kepala sekolah, guru-guru dan siswa menari. Ini nanti menjadi tarian kolosal yang dipentaskan secara massal pada 17 Agustus mendatang. Mengapa? Ja'i dan permainan caci, akan terus dikembangkan sebagai tarian heroik para satria NTT yg dipadukan jadi ekspresi gerak perjuangan siswa dan guru memajukan pendidikan."

Selanjutnya kadis mengetes kemampuan ketua OSIS untuk berpidato dan mempersilahkan para siswa untuk bertanya.

Pada sesi ini, tiga siswa secara diplomatis menyentil Kadis dengan pertanyaan menohok. Pertama, Irfan Jalorong, mengungkapkan perlakuan diskriminasi pemerintah terhadap sekolah swasta. Dari segi infrastruktur fisik, bangunan gedung sekolah negeri sangat megah dibanding sekolah swasta, walaupun secara intelektual mutu siswa sekolah swasta juga tidak kalah. Kedua, Telni Tasman, mengisahkan bahwa sekolah kami sudah berusia 42 tahun, namun setelah perayaan pancawindu, atap salah satu ruangan kelas kami rubuh menimpa siswa, walaupun tak ada yang terluka. Adakah perhatian pemerintah? Juga penempatan guru P3K hanya untuk sekolah negeri, mengapa tidak dibagi ke sekolah swasta? Ketiga, Yofran, menggambarkan keprihatinan terhadap sekolah-sekolah di pelosok kampung, dalam kondisi buruk, perhatian pemerintah sangat minim. Dapatkah mereka mengembangkan kemampuan intelektualitas-kognitifnya dengan baik?

Menjawabi pertanyaan siswa, Linus Lusi, dengan gaya simulasi, mempersilahkan siswa lain untuk menjawab.
"Bagaimana anda menjawab pertanyaan siswa, seandainya anda menjabat kadis P dan K propinsi NTT 20 tahun akan datang", yang disambut tepuk tangan gegap gempita seluruh civitas akademika SMAK Pancasila.

Kepada semua kepsek dan para guru, beliau menegaskan, agar menggerakkan siswa utk membaca dan berliterasi. Kemauan belajar berliterasi dan numerasi, perlu didorong terus-menerus demi membentuk karakter siswa.

Tipikal sekolah swasta Katolik, menurut Linus Lusi; "selalu mempertahankan nilai-nilai kekatolikan, nilai pengorbanan, kejujuran, ketekunan dan tanggungjawab.

Pemerintah tidak pernah berlaku diskriminasi. Semua sekolah diperhatikan, tapi bertahap sambil memperhatikan regulasi yang berlaku.

Soal guru P3K, dari sekian peserta yang ikut seleksi, ada 10 orang guru yang lulus dari sekolah ini. Ini tandanya, guru anda sangat berkompetensi. Mereka akan jadi duta di tempat barunya, walaupun untuk sekolah lain. Pada kesempatan ini, saya sarankan agar membudidayakan tanaman kelor. Kasiat daun kelor sangat penting untuk merangsang kecerdasan otak anak."

Setelah acara seremonial penyambutan, dilanjutkan dengan acara tatap muka tertutup, bersama para kepsek SMA/SMK se-Manggarai Timur. Acara yang dipandu oleh ketua MKKS, Frumens Hemat, S.Fil, dibuka dengan lagu Indonesia raya dan Mars NTT Maju. Pada kesempatan ini,
Koordinator Pengawas SMA, Lukas Sumba, melaporkan: ada 66 SMA. Sekolah penggerak,
angkatan 1 ada 9 sekolah. Ada 1 sekolah yang gagal, tinggal 8 sekolah. Angkatan 2, ada 6 sekolah. Seluruhnya,
ada 14 sekolah penggerak. Dari 66 kepala sekolah, yang hadir hari ini, ada
35 orang kepsek.
Dari sekian, keadaannnya ada 96 guru kontrak, ditambah 56 guru negeri. Diharapkan ada rekrut guru baru yg menguasai IT.

Terakhir, perkembangan sekolah di Matim, sedang menggalang kerja sama dan berkolaborasi dgn sekolah penggerak. Semoga dari segi kualitas secara nasional, bisa mencapai target yang setara dengan 1.000 sekolah penggerak di Indonesia.

Linus Lusi, saat acara tatap muka, mengatakan,
"Pertemuan ini tdk sekedar seremoni. Kita harus mengejar target mutu pengembangan satuan pendidikan dengan inspirasi, ide dan gagasan. Pada program mewujudkan visi pendidikan, misi keempat, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Di arkas sangat implementatif. Ada 8 standard pendidikan yang harus diperhatikan dan raport pendidikan merupakan acuan  yang disoroti lebih serius.
Di tahun 2019, sekolah-sekolah mendapat bantuan sarana prasarana yang mendukung kualitas pendidikan. Beberapa item yang tidak bisa  dipenuhi dana Bos, segera ditangani dana komite, dan dana lain.

Kualitas SDM tidak berdiri sendiri. Kepala sekolah perlu disegarkan kompetensinya. Terutama integritas dan kompetensi manajerial. Sumber daya kepala sekolah dan pemetaan masalah. Mesti ada penguatan kapasitas kepala sekolah dan  pelatihan bagi guru-guru. 

Di arkas ada pelatihan internal sekolah. Tapi saya kurang tertarik, sering kegiatan karena ada dana, bukan untuk menangani masalah. Maka harus ada pemetaan masalah dan mutu. Misalnya, mengapa kegiatan memakan biaya anggaran 200 jt.
Bila nilai siswa rata-rata 50% merah, salahnya di mana?

Target kerja Dinas P dan K, salah satunya, soal kualitas kinerja guru. Kedua, sertifikasi guru.
Izin apapun, guru harus ada surat. Kalau dilaporkan, secara hukum bisa dipertanggungjawabkan.

Latihan kepemimpinan OSIS dan pengembangan Literasi perlu diperhatikan khusus. Bagi saya, pertanyaan, seharusnya tentang ide, gagasan, idealisme dan inspirasi untuk memajukan sekolah ke depan. Bukan soal rehab sekolah, tamsil atau masalah perut saja.

Acara tatap muka ditutup dengan tanya jawab dan diskusi. Selanjutnya, makan siang dan foto bersama, sebelum Kadis berangkat menuju Bajawa, Ngada. (***)

Krisna

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

RD. Heroluinus Jawa, S.Fil

- Kepala Sekolah -

Salam restorasi pendidikan, Seraya mengucapkan syukur pada kasih Tuhan, kami membuka hati kami SMAS Pancasila Borong dalam keterlibatan semua pihak…

Berlangganan
Banner