You need to enable javaScript to run this app.

REFLEKSI P5 TEMA KE - 2 KEARIFAN LOKAL SEMINAR ILMIAH: “EKSPLORASI MINUMAN TRADISIONAL TUAK KOBOK DALAM BINGKAI BUDAYA MANGGARAI”

  • Rabu, 29 Mei 2024
  • Administrator
  • 0 komentar
REFLEKSI P5 TEMA KE - 2 KEARIFAN LOKAL  SEMINAR ILMIAH: “EKSPLORASI MINUMAN TRADISIONAL TUAK KOBOK DALAM BINGKAI BUDAYA MANGGARAI”

Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik (SMAS K Pancasila Borong), mengambil bagian dengan menggelar kegiatan P5 dengan tema Kearifan Lokal. Pertama-tama kegiatan dimulai dengan melakukan sosialisasibersama seluruh siswa/I kelas X SMAS K Pancasila Borong bersama Tim Koordinator Projek dan  Tim Fasilitator P5 tentang tema dan alur yang meliputi Pengenalan, Kontekstualitas, Aksi dan Refleksi. P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah upaya untuk membentuk pelajar yang memiliki perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini mencakup berbagai aspek, seperti beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai kebhinekaan global, menunjukkan nilai gotong royong, memiliki kemandirian, mampu berpikir kritis, dan memiliki kreativitas. Salah satu tujuan utama P5 adalah membentuk karakter generasi muda yang kuat dan memiliki landasan moral yang kokoh. Dalam konteks ini, P5 mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dalam membentuk karakter pelajar. Pendekatan pembelajaran P5 dilakukan melalui metode pembelajaran berbasis projek. Ini berarti pembelajaran tidak hanya terfokus pada pengetahuan teoritis belaka, tetapi juga mendorong murid untuk berpikir secara praktis dan kreatif dalam menemukan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar mereka.

Program P5 memberikan kesempatan bagi pelajar untuk mengalami proses penguatan karakter melalui interaksi dengan lingkungan sekitar mereka. Ini memungkinkan murid untuk menghubungkan pengetahuan yang mereka perolehdengan pengalaman nyata di sekitar mereka. Adapun tajuk kegiatan yaitu Seminar berbasis pendekatan etnografi yaitu eksplorasi minuman tradisional tuak kobok. Sebelum seminar dilakukan para murid dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan kelas masing-masing. Kemudian dari kelas yang ada diutuslah beberapa murid berjumlah 30 orang yang dilebur dari berbagai kelas. Mereka kemudian diarahkan ke lokasi tempat pengolahan yang berlokasi di Waerana Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur. Relevansi dari tajuk kegiatan ini adalah bagaimana para siswa yang merupakan bagian dari Masyarakat melihat potensi yang dimiliki daerahnya menjadi sesuatu yang dapat bermanfaat dan itulah yang kemudian mendorong para siswa memilih kegiatan ini sebagai sesuatu yang harus diangkat kembali melalui kegiatan P5. Setidaknya para siswa bisa mengetahui dan mengalami secara langsung pengalaman sesuai dengan konteks lingkungan disekitar. Dilokasi tersebut para siswa dapat melihat secara langsung dari penyiapan alat dan bahan sampai dengan proses pengolahan moke putih menjadi tuak/sopi yang masih dilakukan secara tradisional.

Dari hasil wawancara dengan para petani pengrajin Sopi Kobok Waerana  menjelaskan bahwa minuman ini diperoleh dari hasil sadapan intisari dari pohon enau (Nira). Lebih lanjut beliau juga menjelaskan, sejak nenek moyang kita orang Manggarai Raya, minuman ini, digunakan sebagai alat komunikasi adat Manggarai, dalam bentuk tutur adat, seperti sebelum membuka pembicaraan adat, secara budaya. Dengan demikian, hasil produksi “tuak sopi”, dari pohon enau, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan bagi kesejahteraan rakyat di suatu tempat, daerah, desa, dan sebagainya, tandasnya. Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah seminar ini dilakukan oleh perwakilan siswa-siswi berjumlah 10 orang yang terdiri atas Moderator, 8 presenter dan 2 notulis dengan melibatkan seluruh stakeholder SMAS K Pancasila Borong pada tanggal 18 April 2024. Kegiatan ini dibuka dengan tarian yang begitu apik dari sanggar tari bengkes nai, disusul dengan Band dan masih banyak lagi. Salah satu tim Koordinator Projek Pak Fery menjelaskan “Kronologi kegiatan ini sejak perencanaan awal sampai dengan pelaksanaan seminar terjadi. Pak Feri juga menguraikan bagaimana anak-anak SMAPAN mau diajak berproses bersama inilah yang menjadi value yang diinginkan dari penyelenggaraan kegiatan P5, bahwa yang mau dilihat bukanlah outputnya tetapi yang ingin dihadirkan dari P5 ini adalah proses. Lebih lanjut Pak Fery juga menambahkan kegiatan ini juga menjadi ajang untuk melatih para siswa untuk mau berkerja sama, berpikir kiritis dalam menanggapi dan menganalisis isu-isu yang berkembang dimasyarakat serta sisi kreativitas anak juga semakin terasah sesuai dengan dimensi dan elemen Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai”. Dari hasil perbincangan dengan salah seorang siswa yang tergabung dalam tim presenter mengatakan “kami sangat senang dengan kegiatan seperti ini ibu, sebab ini merupakan pengalaman pertama bagi kami dalam mempresentasikan  materi dimuka umum apalagi disaksikan oleh seluruh komunitas SMAPAN, walaupun pada awalnya saya dan beberapa teman gugup tapi berbekal pendampingan selama ini bersama tim koordinator dan fasilitator kami yakin kami bisa mempertanggungjawabkan semuanya terbukti kegiatan seminarnya bisa berjalan lancar”. Demikian pernyataan dari salah satu tim presenter seminar. Siswa lainpun menjelaskan “dengan kegiatan seperti ini secara tidak langsung melatih kepercayaan diri untuk bisa tampil dan berbicara dimuka umum, mau bekerja sama untuk bisa menghasilkan sesuatu yang nantinya dapat berguna dikemudian hari” Ungkap salah seorang siswa kelas X. Hal serupa juga disampaikan oleh Kepsek SMAPAN RD. Louis Jawa sekaligus membuka kegiatan seminar secara resmi dalam sambutannya menjelaskan “bahwa tumbuh dan berkembang adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang baik sebagai peserta didik maupun juga sebagai pendidik, beliau juga mengapresiasi kegiatan ini dan besar harapan agar kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan kemampuan intelektual dan karakter”.

Jadi yang bisa disimpulkan dari kegiatan P5 kami dengan tema Kearifan  lokal yaitu kegiatan ini bukan hanya sekedar aspek praktis semata, tetapi juga modal untuk membentuk karakter bangsa. Melalui kegiatan ini, harapannya siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan praktis, melainkan juga memahami budaya dan kekayaan daerahnya. Seperti yang disampaikan Pak Upik sebagai Narsum dalam Projek ini, menekankan “siswa yang terlibat akan menjadi generasi yang lebih peduli terhadap daerah tempat tinggalnya. Melalui kegiatan P5, siswa-siswi dapat mengerti dan memahami cara mengelola minuman khas tradisional tuak kobok. Kegiatan ini akan berlanjut dengan berbagai tema di setiap semester”, ujarnya. Di akhir kegiatan nanti akan melibatkan siswa-siswi dalam refleksi dan pemahaman terhadap kearifan lokal dan kebudayaan daerah, sebagai perwujudan karakter siswa sebagai generasi yang peduli dan melestarikan warisan lokal.***

MARIA PAPU

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

RD. Heroluinus Jawa, S.Fil

- Kepala Sekolah -

Salam restorasi pendidikan, Seraya mengucapkan syukur pada kasih Tuhan, kami membuka hati kami SMAS Pancasila Borong dalam keterlibatan semua pihak…

Berlangganan
Banner